MasarikuOnline.Com, Ambon – Peletakan batu penjuru pembangunan gedung baru gereja Kehidupan, Jemaat GPM Rumahtiga yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT GPM ke-89 berlangsung hikmah.
Prosesi diawali Ibadah di Gereja Ebenheizer, Jemaat GPM Rumahtiga, selanjutnya para pelayan melakukan arak-arakan dengan membawa batu penjuru ke lokasi pembangunan gedung baru gereja Kehidupan, di lorong Gandaria, Negeri Rumahtiga, kecamatan Teluk Ambon, pada Jum’at (06/09/2024).
Dalam Ibadah peletakan batu penjuru di lokasi pembangunan, Pdt. S Werinusa dalam refleksi Firman Efesus 2 : 12-22 mengatakan, Iman terbaik kita dalam membangun gedung gereja Kehidupan ini ada tetap bersyukur.
Menurutnya, bersyukur akan membimbing kita untuk mengingat perjalanan-perjalanan beriman kita, bahwa kita akan menyadari akan kasih karunia Tuhan yang tiada habis-habisnya.“Sebagai Jemaat, kita akan mengingat akan semua natzar yang kita taruh, setiap Doa, pujian , Firman dan Ibadah, tiap beban-beban kehidupan hidup dan air mata yang kita hadapi, tiap capaian yang kita peroleh dan pergumulan- pergumulan lainnya itu dapat kita hadapi karena kasih karunia Tuhan, pada titik itupun kita tetap bersyukur senantiasa.
Bila orang Rumahtiga mengenang masa-masa kritis saat keluar dari Negeri Rumahtiga pada waktu konflik kemanusiaan dan Tuhan menuntun untuk kembali, membangun Rumah, termasuk gereja Kehidupan sebagai tanda kehidupan disaaat banyak orang ragu, namun kita melihat cara Tuhan menghentar orang Rumahtiga, bahwa di negeri ini senantiasa ada kehidupan.
Hadir dalam peletakan batu penjuru pembangunan gedung baru gereja Kehidupan, Ketua MPH Sinode GPM, Penjabat Gubernur Maluku, Ketua DPRD Provinsi Maluku, Rektor Universitas Pattimura, Direktur Politeknik Negeri Ambon, para asisten dan OPD lingkup pemerintah Provinsi Maluku, Kepala pemerintahan kecamatan Teluk Ambon, Ketua dan anggota Klasis GPM Pulau Ambon Utara, Penjabat Negeri Rumahtiga dan staf, Ketua Majelis Jemaat GPM Rumahtiga bersama perangkat pelayan, Kepala Tukang serta Warga Jemaat yang berkenan hadir.
Ketua MPH Sinode GPM, Pdt. Elifas Maspaitella dalam sambutannya mengatakan, sekedar mau mengingatkan orang Rumahtiga untuk apa kita harus membangun gedung gereja Kehidupan ini. Gereja Kehidupan merupakan gereja pertama yang dibangun orang Rumahtiga saat kembali dari pengungsian pasca konflik kemanusiaan, peristiwa itu terjadi pada 6 September 2005 dan panitia pembangunan memilih waktu yang sama untuk memilih peletakan batu penjuru gedung baru gereja Kehidupan.
Menurutnya, pentingnya membangun gereja Kehidupan adalah suatu momentum baru orang Rumahtiga dalam semangat kehidupan yang baru, kita harus melupakan derita masa lampau, harus melupakan amarah, dengki dan dendam.
“Kita harus ada dalam kehidupan yang penuh damai, yang terbuka, kehidupan yang memberi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, itu akan menjadi kekuatan spiritual bagi Rumahtiga yang baru,” Jelas Maspaitella.
Maspaitella menambahkan, dari sisi yang lain, Rumahtiga punya tanggung jawab yang harus terpulihkan, adalah menjamin masyarakat ini sebagai satu lingkungan yang kondusif, sebab ada ditengah-tengah Negeri ini dua perguruan tinggi besar dan juga sekolah-sekolah yang akan menjadi jemaat lingkar kampus yang akan terus menopang terlaksananya pendidikan sebagai sumber daya manusia menuju masa depan yang baru.
“Ini tekad, yang membuat orang Rumahtiga menerima siapapun yang datang dan tinggal di sini dan mengenyam pendidikan di sini,” Ungkapnya.
Penjabat Gubernur Maluku, Sadali le mengatakan, pembangunan sebuah rumah Ibadah merupakan bagian dari proses pembangunan jemaat, artinya agar umat dapat beribadah deng khusuh, maka diperlukan sebuah gedung gereja yang representatif.
Menurutnya, pembangunan gedung gereja Kehidupan sekaligus merupakan tanda bahwa para pelayan dan jemaat GPM sedang berada dalam proses penataan dan pengembangan ImanOleh karenanya, selaku Penjabat Gubernur Maluku, kami ingin menyampaikan beberapa pesan antara lain, atas nama pemerintah provinsi, kami menyambut baik pembangunan gedung baru gereja Kehidupan, sekaligus menegaskan bahwa pembangunan gedung baru gereja ini didasari dan dilandasi pada kuasa Tuhan yang akan senantiasa menyertai proses dan tahapan pembangunan gedung gereja ini.
“Pembangunan gedung baru gereja Kehidupan ini patut mendapat dukungan dan partisipasi yang optimal dari warga jemaat, termasuk dalam membangun relasi dengan berbagai pihak yang dapat menopang terlaksananya pembangunan gedung baru gereja Kehidupan ini,” Tuturnya.
Penjabat gubernur juga menegaskan, pembangunan apapun tidak bisa dikerjakan seorang diri, kerjasama dan kebersamaan sangat diperlukan, peran pendeta, majelis jemaat, tukang dan warga jemaat sangat utama.
Ia menekankan, pembangunan gedung baru gereja Kehidupan akan menjadi wahana dalam mewujudkan kebersamaan itu, artinya umat dalam berbagai potensi akan saling bahu-membahu dan saling memberi semangat dengan sendirinya pekerjaan yang berat akan terasa ringan, tantangan apapun dapat dihadapi dengan kebersamaan.
“Semoga dengan peletakan batu penjuru pembangunan gedung baru gereja Kehidupan ini menjadi awal yang baik bagi setiap pelayanan dan Umat untuk semakin bersemangat dan berkomitmen untuk merampungkan pembangunan gedung gereja ini pada waktunya. Percayalah bahwa ketika Tuhan yang menjadi dasar pembangunan maka semuanya akan berlangsung dengan sukses.
Sementara itu ketua panitia, Alex Anaktatoty dalam laporannya mengatakan, pembentukan panitia berdasarkan surat keputusan majelis jemaat GPM Rumahtiga nomor 02/KPAU- JMT -03/2019, sebagai realisasi dari hasil keputusan sidang Jemaat GPM Rumahtiga tahun 2019.
Anaktatoty menjelaskan, ukuran bidang tanah yang diperuntukkan untuk pembangunan gedung gereja Kehidupan seluas 741 meter persegi dengan luas Dena lantai satu 308,24 meter persegi, luas dena lantai dua (konci stori) 35.36 meter persegi, luas dena lantai tiga (konci stori) 13.32 meter persegi, luas balkon satu 33,88 meter persegi, luas balkon dua seluas 29,88 meter persegi, total luas lantai bangunan 451,16 meter persegi, luas parkiran halaman depan 103,73 meter persegi, tinggi menara lonceng 19.80 meter. Dengan kapasitas tampung dalam gedung 537 tempat duduk, tenda samping 196 tempat duduk.
Estimasi anggaran biaya pembangunan gedung gereja Kehidupan sebesar Rp 4.341.000.000 (empat miliar tiga ratus empat puluh satu juta rupiah). (JR)