Sekolah Lapang Cuaca Nelayan, Inisiatif BI Maluku dan BMKG Hadapi Dampak Perubahan Iklim

oleh -729 Dilihat

MasarikuOnline.Com, Ambon — Cuaca ekstrem yang kian sering terjadi akibat perubahan iklim menjadi tantangan nyata bagi nelayan dalam menjalankan aktivitas melaut. Kondisi ini tak hanya mengancam keselamatan mereka, tetapi juga berdampak pada menurunnya pasokan ikan yang berimbas pada inflasi, khususnya di wilayah pesisir.

Menanggapi hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maluku menggelar program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN). Kegiatan ini ditujukan bagi para nelayan lokal guna memberikan pemahaman praktis terkait informasi cuaca serta cara memanfaatkan teknologi informasi dalam perencanaan melaut secara lebih efektif.

Kepala Perwakilan BI Maluku, Mohammad Latif, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan sektor perikanan yang merupakan salah satu penopang ekonomi daerah.

“Melalui SLCN, kami ingin membantu nelayan agar dapat mengakses dan memahami informasi cuaca secara akurat, sehingga mereka dapat merencanakan aktivitas melaut dengan lebih aman dan produktif,” ujar Latif.

Selain meningkatkan literasi cuaca, kegiatan ini juga menjadi wadah pembelajaran kolaboratif yang mempertemukan para nelayan, penyuluh perikanan, dan lembaga teknis lainnya. Harapannya, forum ini dapat memperkuat koordinasi dan membangun ekosistem perikanan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan berbasis edukasi dan kolaborasi, program ini dinilai strategis untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem, sekaligus menjaga stabilitas pasokan komoditas ikan di pasar.

Upaya ini sejalan dengan strategi pengendalian inflasi daerah, khususnya pada kelompok bahan makanan yang sensitif terhadap fluktuasi cuaca dan hasil tangkapan nelayan.

“Dengan kemampuan membaca informasi cuaca, nelayan tidak hanya lebih aman, tetapi juga dapat menjaga kesinambungan pendapatan mereka. Ini tentu berkontribusi pada kestabilan harga dan ketersediaan ikan di pasar,” tambah Latif.

Program SLCN ini direncanakan akan terus diperluas cakupannya ke berbagai wilayah pesisir di Maluku, mengingat pentingnya adaptasi sektor perikanan terhadap perubahan iklim sebagai bagian dari agenda pembangunan ekonomi berkelanjutan. (**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.