MasarikuOnline.Com, Ambon – Ketua Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Ambon, Sam Arnando Mezak, menyerukan pesan persatuan dan mengajak masyarakat untuk tidak terprovokasi informasi yang beredar di media sosial. Seruan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan potensi konflik di kota yang dikenal dengan semboyan “Ambon Manise” tersebut.
“Mari sama-sama kita memerangi konflik dengan menyebarkan informasi positif agar tidak bermuara pada eskalasi yang semakin besar,” kata Sam kepada media ini, pada Senin (13/1/2025)
Sam menekankan pentingnya menjaga warisan budaya pela gandong yang telah mempersatukan masyarakat Ambon selama ini. Kota Ambon, dengan populasi pluralnya, disebutnya sebagai “Indonesia mini” di bagian timur Indonesia, di mana keberagaman suku, ras, agama, dan kepercayaan justru menjadi mozaik yang saling melengkapi.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa. “Pancasila yang dirumuskan pada 1 Juni 1945 dan mencapai bentuk finalnya pada 18 Agustus 1945 telah membuktikan diri sebagai fondasi persatuan bangsa,” ujarnya.
Mengutip pidato bersejarah Presiden Soekarno di PBB, Sam menegaskan bahwa kedamaian sebuah negara terletak pada lima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan, Nasionalisme, Demokrasi, dan Keadilan Sosial.
Menyikapi berbagai gesekan sosial yang masih terjadi di beberapa daerah, Sam mengusulkan pendekatan moderasi beragama. “Penguatan internal harus terus dilakukan agar Ambon bisa menjadi role model keberagaman,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan mengimbau agar masyarakat mempercayakan penyelesaian konflik kepada aparat penegak hukum. “Biarkan polisi menjalankan tugasnya sesuai prosedur hukum yang berlaku,” pungkasnya. (**)