MasarikuOnline. Com, Ambon – Dengan menggandeng Bawaslu Provinsi Maluku, The Asian Foundation dan Australian Government, Yayasan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (YPPM) Maluku lewat program Democratic Resilience menggelar kegiatan pelatihan Penguatan Partisipasi Pemuda Menjelang Pemilu Bagi Koalisi Milenial Inklusif yang berlangsung di Kafe Ujung JMP, Negeri Rumahtiga, kecamatan Teluk Ambon, pada Rabu (09/08/2023).
Hadir sebagai narasumber Astuti Usman, S.Ag.,MH, pimpinan Bawaslu Provinsi Maluku, kordinator Penindakan dan Pelanggaran Hukum dan Informasi.
Peserta pelatihan adalah komunitas pemuda Milenial Inklusif yang berjumlah sekitar 50 orang lebih.
Kepada media ini usai memberikan materi, Astuti Usman mengatakan, materi yang disampaikan terkait bagaimana membangun kebersamaan antara generasi muda sehingga tidak terjadi gesekan antara satu dengan yang lain, termasuk menyatukan pemahaman mereka untuk mengikuti tahapan pemilu kedepannya.
Hal lain yang kami sampaikan juga adalah, persoalan yang terjadi pada pemilu 2019 dan pemilihan kepala daerah tahun 2020 pada 4 kabupaten.
“Anak-anak muda ini diberikan pencerahan terkait keterlibatan mereka nantinya di pemilu kedepan untuk menghindari praktek politik uang, politik identitas,” jelasnya.
Menurut Astuti, Bawaslu bersama generasi muda Milenial ini perlu mengambil langkah-langkah inovasi dan strategis untuk kedepannya bisa menjadi mitra dalam melahirkan pemilu yang bersih dan sehat.
Kami berharap, para generasi muda Milenial ini dapat menjadi mitra yang sejajar dengan penyelenggara pemilu untuk dapat melakukan pemantauan terhadap seluruh proses pentahapan pemilu di tahun 2024 ini.
Ditempat yang sama, Na’am Seknun, sebagai program manajer pada YPPM Maluku menjelaskan, sejak tahun 2021 YPPM Maluku telah menggandeng Bawaslu dan KPU, namun pada tingkat eksekusi tahun ini baru dapat terlaksana.
Menurutnya, program program Democratic Resilience yang melibatkan pemuda Milenial Inklusif ini merupakan terobosan yang melibatkan para pemuda Milenial yang nantinya berkontribusi untuk mengedukasi masyarakat, paling kurang dalam lingkup komunitas mereka.
Harapannya, para pemuda yang tergabung dalam pemuda melenial Inklusif ini dapat menjadi agen-agen informasi untuk menyebarkan luaskan hal-hal yang tadi mereka dapat itu kepada masyarakat luas.
“Menjelang tahun politik 2024 banyak kita dapat hal-hal yang terkait ujaran-ujaran kebencian, informasi hoax maupun politik identitas, peran para pemuda Milenial Inklusif diharapkan dapat berperan untuk mengedukasi masyarakat untuk menangkal persoalan tersebut,” Ungkapnya.
Untuk kegiatan seperti ini kata Na’am, sesuai dengan lokasi proyek nya dari tahun 2021 sampai 2024 itu pada wilayah kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon, namun penyebaran informasi terkait keterlibatan para pemuda Milenial Inklusif dalam memberikan edukasi tentang pemilu yang demokratis, sehat dan bersih hampir menyebar pada kabupaten-kabupaten di Provinsi Maluku ini. (JR)