Sidang Ke-25 Jemaat GPM Air Manis Digelar, KMJ, Pdt. H Utra : Pemberdayaan Kelompok Tenun & Batu Tela Jadi Primadona Sumber Pendapatan Jemaat

oleh -674 Dilihat

MasarikuOnline.Com, Ambon – Majelis Pekerja Klasis (MPK) Pulau Ambon Utara, Pnt. R Simanjuntak membuka secara resmi persidangan Jemaat GPM Air Manis ke-25 yang ditandai dengan pemukulan tifa, didampingi oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Air Manis, Pendeta Hengki Utra, S.Si dan Ketua Panitia A. Rumapassal, pada Minggu (18/02/2024) yang berlangsung di gedung Gereja Pneil Air Manis, Ambon.

Disela kegiatan persidangan, Majelis Pekerja Klasis Pulau Ambon Utara, Pnt R. Simanjuntak saat di wawancarai media ini menjelaskan, terkait dengan spiritualitas umat, basis spiritualitas itu ada pada keluarga, dengan dedominasi gereja yang begitu banyaknya membuat umat ada pada pilihan,  hal ini harus disikapi dengan bijak,  para pelayan gereja harus pastoralia secara terus menerus, tidak hanya melalui mimbar gereja, tetapi pendampingan Kepada umat harus konsisten dan harus mengenai akar permasalahan umat.

“Ini menjadi warning kepada kita warga gereja GPM, bahwa kita hanya mengejar uang, seharusnya dengan pelayanan yang maksimal kepada umat pasti ada berkat yang mengalir,” Jelas Simanjuntak.

Menurutnya, ini yang menjadi gumulan bersama di Klasis Pulau Ambon Utara terhadap 17 jemaat yang ada, tentunya ini juga membutuhkan topangan Doa dari semua perangkat pelayan yang ada.

Kami berharap, dengan semakin bertumbuh nya jemaat GPM Air Manis ini, pera pelayan tetap semangat dalam melayani, dan tetap percaya bahwa Allah yang empunya pekerjaan ini akan selalu melindungi dan memberkati jemaat ini.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Majelis Jemaat GPM Air Manis, Pendeta. Hengki Utra, S.Si, dalam wawancaranya dengan media ini menjelaskan, hal yang menjadi titik krusial dalam pengembangan pelayanan di jemaat Air Manis ini adalah mengembangkan sektor ekonomi.

Menurutnya, sejak pasca tragedi 1999, warga jemaat GPM Air Manis sebagian besar tinggal di lokasi milik orang lain dan mereka tidak mempunyai lahan untuk pengembangan ekonomi. Oleh karenanya kami berusaha untuk mengembangkan ekonomi umat pada bidang pemberdayaan kelompok kain tenun pada dua sektor yaitu batu badiri dan Wailawa dan juga pemberdayaan kelompok batu tela.

“Dua bidang kelompok pemberdayaan ini menjadi primadona sumber pendapatan umat saat ini,” Ungkap Utra.

Ia menambahkan, pasca tragedi 1999 warga jemaat Air Manis terpencar di beberapa tempat, seperti di Wailawa, wairinang, Tawiri, Poka dan di negeri lama, dalam rangka untuk menghimpun sebagai satu keluarga Allah, ini membutuhkan pergumulan khusus terkait dengan relokasi mereka.

Sebagai Ketua Majelis Jemaat, kami berharap peserta Persidangan dapat meramu beberapa keputusan-keputusan dalam proses pembangunan bersama, terutama relokasi terhadap umat yang masih tersebar di beberapa tempat. Hal ini kami telah memberikan pemikiran dan dorongan kepada pemerintah provinsi Maluku dan juga pemerintah pusat terkait proses pembangunan, semoga proses ini dapat berjalan dengan baik agar dapat menghimpun warga jemaat yang sedang terpisah akibat tragedi 1999 itu. (JR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.