Hal ini disampaikan Sekretaris YPPK. DR. JB Sitanala, Pdt. Andrew Paliama, S.Si kepada media ini usai Ibadah menerimaan 90 anak-anak Kariuw dan orang tua yang mengantar di Aula Persekolahan Rehoboth, Batu Gantung, kecamatan Nusaniwe, pada Jum’at (21/07/2023).
Paliama mengatakan, ini merupakan penataan besar dari GPM melalui MPH GPM yang selalu berkoordinasi dengan pemerintah Negeri dan Majelis Jemaat Kariuw terkait dengan penanganan konflik di Kariuw.
Paliama menjelaskan, berdasarkan problematika yang dihadapi masyarakat Kariuw yang adalah Warga GPM, bahwa kurung waktu 7 bulan lebih anak-anak disana tidak mendapat pendidikan yang prima.
“Hal ini menjadi problem yang dipikirkan oleh Gereja. MPH GPM selanjutnya berkoordinasi dengan kami, Sitanala Learning centers bersama pemerintah Negeri Kariuw demi untuk menyelamatkan anak-anak Negeri Kariuw yang tidak mendapat pendidikan yang prima selama 7 bulan lebih tersebut,” jelas Paliama.
Menurutnya, ini dilakukan supaya anak-anak di Negeri Kariuw dapat menikmati layanan pendidikan yang prima, sebab sangat disayangkan dalam kurun waktu yang panjang ini mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik
“Salah satu tugas Gereja adalah memastikan anak-anak Gereja harus mendapat pendidikan yang prima, apalagi anak-anak ini merupakan korban konflik,” ungkapnya.
Paliama menambahkan, 90 anak-anak Negeri Kariuw ini, mereka ada pada jenjang pendidikan SMP dan SMA, nantinya mereka akan di sekolahkan pada Persekolahan Rehoboth milik YPPK DR Sitanala dan mereka semua akan menempati asrama yang merupakan rumah-rumah guru yang telah dijadikan asrama bagi mereka.
Nantinya anak-anak Negeri Kariuw ini akan pendapat layanan pendidikan yang baik sebagaimana siswa-siswi yang lain. Anak-anak ini juga akan diberikan beasiswa sampai mereka lulus.
“Kita akan memastikan sesuai arahan MPH GPM, anak-anak Negeri Kariuw ini akan mendapat pendidikan yang prima. Persekolahan Rehoboth ini mempunyai standar, mereka nantinya akan diwajibkan punya soft skill sebagai bekal nanti ketika mereka lulus.
Paliama menuturkan, anak-anak Negeri Kariuw ini merupakan tanggung jawab kami di rana edukasi, oleh karenanya kami berharap ketika mereka bersekolah di sini, ilmu pengetahuan yang nantinya diberikan kepada mereka akan menjadi bekal yang berharga dikemudian hari.
Ditempat yang sama, Pj Negeri Kariuw, Samuel Radjawane mengatakan, ini merupakan evaluasi yang mendalam ketika masyarakat Negeri Kariuw kembali ke kampung setelah sebelumnya harus mengungsi ke Negeri Aboru akibat konflik yang terjadi.
Menurutnya, 7 bulan lebih anak-anak Negeri Kariuw tidak pernah ada proses belajar mengajar bagi anak-anak secara baik. Pemerintah Negeri, Saniri, tokoh adat/ masyarakat dan tokoh pendidikan melihat secara cermat masa depan yang suram bagi anak-anak Negeri Kariuw khususnya pada jenjang pendidikan SMP dan SMA.
“Ada 90 anak-anak pada jenjang pendidikan SMP dan SMA yang terdaftar pada dapodik di beberapa sekolah, baik di SMP Ori maupun di SMP Pelauw, maupun anak-anak SMA yang ada di petuanan Negeri Kariuw tidak mendapatkan pendidikan yang lebih, karena berbagai alasan, pertanyaannya di manakah Negara, 7 bulan setelah pulang ke Negeri Kariuw,” jelas Radjawane
Radjawane mengakui, ada 3 guru SMA dan 1 guru SMP yang merupakan masyarakat Negeri Kariuw, mereka di minta untuk membentuk SMP satu atap atas permintaan pemerintah kecamatan Pulau Haruku berdasarkan arahan Dinas pendidikan Kabupaten dan Dinas pendidikan Provinsi, menurut kami ini merupakan keputusan yang tidak tepat.
“Sebagai Pemerintah Negeri, kami telah melakukan koordinasi berulang-ulang kali untuk melihat kondisi pendidikan anak-anak Negeri Kariuw, namun tidak mendapat respon yang baik, ini suatu pembiaran dan pembodohan bagi masa depan anak-anak Negeri Kariuw,” ungkapnya.
Lewat kesepakatan bersama, antara pemerintah, saniri, gereja dan orang tua, berkoordinasi dengan YPPK DR Sitanala dan MPH GPM maka anak-anak ini di bawah ke sini untuk mengenyam pendidikan yang prima di persekolahan Rehoboth yang bernaung di bawah YPPK DR Sitanala.
“Tujuannya adalah semoga anak-anak Negeri Kariuw setelah berada di persekolahan Rehoboth ini, mereka bisa mendapat pendidikan yang prima, di bina sehingga mereka menjadi anak-anak yang hidup penuh kasih kepada sesama, terlebih khusus takut akan Tuhan,” Pungkasnya.
Salah satu orang tua yang mengantarkan anaknya, Marlen Pariuri saat diwawancarai media ini mengatakan, saya relakan anak ini untuk mendapatkan pendidikan yang layak di sini, di Negeri Kariuw dia dan teman-temannya tidak dapat pendidikan yang baik, belajar tidak tenang disebabkan kondisi Negeri yang tidak kondusif.
“Kami sangat berterima kasih kepada YPPK DR Sitanala dan MPH GPM yang sudah bisa membantu untuk melanjutkan anak-anak Negeri Kariuw punya pendidikan dan masa depan yang lebih baik. Didiklah anak-anak kami dengan cinta dan kasih sayang,” harapnya. (JR)